KIPRAH.CO.ID– Setiap orang tua tentu menginginkan dikaruniai anak yang sempurna. Lengkap semua anggota tubuhnya, dan bisa berkembang menjalani kehidupan dunia dengan normal.
Hal ini tentunya juga diinginkan pasangan Ari Afandi (32) dan Aisyah (27), warga Dusun Sebrang, RT/RW 02/02, Desa Waylayap, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran.
Pasangan itu dikaruniai seorang buah hati tepat pada Selasa 9 Juni 2020 lalu. Tetapi mungkin Tuhan memiliki kehendak yang masih dirahasiakan, sebab bersamaan dengan datangnya ujian.
Bayi laki-laki yang diberi nama Asma’ul Habib tersebut, kondisinya mengalami bengkok pada kedua pergelangan kakinya (kaki bengkok).
“Bersyukur kehadirat Allah SWT atas kelahiran anak kedua kami (Asma’ul Habib). Karena anak pertama kami lahir prematur, dan telah meninggal dunia saat usianya baru empat hari,” kata Ari Afandi, saat ditemui awak media di kediamannya, Sabtu (13/6/2020).
Sebagai orang tua, Ari bertekad akan terus berusaha semaksimal mungkin sambil berdoa memohon kepada Allah SWT, untuk kesembuhan putra mereka.
Meskipun untuk saat ini, pria paruh baya itu tidak menampik, entah akan dari mana biaya yang harus dikeluarkan untuk melakukan pengobatan buah hatinya itu.
“Dengan kondisi ekonomi keluarga kami saat ini, terus terang belum mampu berbuat banyak untuk melakukan pengobatan secara medis,” ujar Ari berterus terang.
Karena, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, makan-minum bersama keluarga, ia hanya mengandalkan penghasilan dari kerja kuli serabutan.
“Cukup makan saja sudah Alhamdulillah. Sedangkan tempat tinggal, kami masih numpang di rumah orang tua,” ungkapnya.
Meski demikian, Ari tetap menancapkan tekad dan terus berdoa, mudah-mudahan Allah membukakan jalan kesembuhan untuk putranya.
“Mudah-mudahan diberi keluasan rejeki, untuk melakukan pengobatan secara medis sampai sembuh. Sehingga anak kami bisa menjalani hidup dengan normal,” tuturnya.
Sementara Bidan Sapriani S.St menegaskan, dengan pertolongan medis maupun terapi, kondisi Asma’ul Habib, putra Ari Afandi (32) dan Aisyah (27) masih bisa normal.
“Saya yakin dengan proses penanganan intensif dari dokter ahli, bisa normal. Namun, memang kondisi orang tuanya kurang mampu. Sementara kartu peserta BPJS Kesehatan yang mereka miliki sudah non aktif. Sedangkan untuk perawatan Si Anak, sudah jelas memerlukan biaya. Sementara saya hanya bisa membantu dengan batas kemampuan yang ada,” jelasnya. (YD)