KIPRAH.CO.ID– Berakit-rakit ke hulu berenang-renang ketepian, bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian, pantun ini sangat tepat diberikan kepada Mang Dadang (61), penjual es kelapa di pinggir lapangan Merdeka Labuhan Jukung, Pekon Kampung Jawa, Kecamatan Pesisir Tengah Krui, Kabupaten Pesisir Barat, Lampung.
Ya, dengan modal uang Rp. 200 ribu, dan pengalaman melihat orang yang baru ia kenal jualan kelapa muda, pria asal Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat ini nekad membuka usaha es kelapa, tepatnya tahun 2016.
Pada mulanya, Mang Dadang mulai berjualan di depan SMPN 2 Krui dengan menggunakan sebuah meja kecil dan satu termos. Di hari pertama, es kelapa yang ia jajakan kurang laku. Walau demikian ia terus bertahan.
“Kalau tidak salah hampir enam bulan tahun pertama dagangan saya sepi pembeli,” ucap Mang Dadang.
Akan tetapi Mang Dadang tidak patah arang, sabar dan sabar ia lakoni. Guna menopang usaha es kelapanya agar tidak gulung tikar, setiap pagi hari ia membantu kenalan barunya berjualan kue.
“Membantu jualan kue, saya sangat terbantu bang, usai jualan kue saya kembali menjajakan es kelapa,” kenang Mang Dadang.
Dan kesabaran itu membuahkan hasil. Kira-kira di bulan ke tujuh, es kelapa miliknya mulai diminati. Pembelinya mulai dari siswa TK, SD, SMP, SMA, SMK dan masyarakat umum lainnya.
Saat itu penghasilan Mang Dadang mencapai Rp 800.000 setiap harinya. “Senin sampai Jumat rata-rata dapetnya segitu, untuk Sabtu dan Minggu berkurang, sebab anak sekolah yang menjadi langganan libur,” ujarnya.
Mang Dadang menuturkan, lebih kurang baru satu tahun berjualan es kelapa rezekinya agak lumayan, anak isterinya yang masih tinggal di Tasikmalaya ia boyong untuk hidup bersama di Pekon Kampung Jawa.
Kini berkat es kelapa, Mang Dadang telah memilki rumah dan bisa menyekolahkan dua buah hatinya sampai ke jenjang perguruan tinggi. Bahkan sekarang ini dua anaknya telah mengabdi sebagai PNS dan ASN di Pesisir Barat.
Ia menekankan pentingnya memelihara ketekunan, sabar dan jujur. Karena jujur sabar dan tekun itulah dirinya bisa bertahan jualan es kelapa di lapangan Merdeka, Labuhan Jukung.
“Pokoknya apapun pekerjaan harus ditekuni, sabar dan jujur menjadi kunci. Saya berjualan es kelapa murni air kelapa dan gula, tanpa pakai pemanis dan pengawet. Saya tidak mau anak anak sekolah atau siapa saja yang membeli es kelapa yang saya jajakan kapok karena terkena batuk atau filek. Alhamdulilah bang selama sembilan tahun berjualan pelanggan saya tidak berkurang, bahkan bertambah. Sekarang ini, di hari Senin hingga Jumat kadang-kadang saya dapat 1,2 juta setiap hari. Cukuplah bang kalau untuk membeli kebutuhan sehari-hari,” tutur Mang Dadang. (Agustiawan)







