KIPRAH.CO.ID– Bangunan Sekolah Dasar (SD) Negeri 20 yang terletak di Dusun Gunung Sari, Desa Mulyo Sari, Kecamatan Way Ratai, Kabupaten Pesawaran, tampak memprihatinkan.
Dua ruang di sekolah tersebut yakni kelas 1 dan 2, tampak koyak bagian dindingnya. Atap dan plafon pada sejumlah ruangan rusak nyaris merata. Pemandangan tak jauh berbeda juga terlihat di sejumlah ruangan lainnya. Belum lagi kerusakan total pintu ruangan, sehingga membuat binatang seperti ayam bebas masuk kapan saja dan meninggalkan kotoran di dalamnya.
Menurut salah satu guru honorer SD Negeri 20 Way Ratai, Dwi Astuti, jumlah siswa di sekolah tersebut kini mencapai 149 orang. “Saya ngajar di sini sudah 15 tahun. Kalau soal kotoran ayam di atas meja kursi, setiap hari kami membersihkannya, sebab pintu sudah rusak sejak lama. Lagi pula meskipun tidak dari situ (pintu,red), kan dinding ruangan memang banyak bolong,” ujar Dwi saat ditemui kiprah.co.id, Senin (11/2/2019).
Sayangnya, hingga berita ini dimuat Kepala SD Negeri 20 Way Ratai, Kabul, belum dapat diminta tanggapannya. Upaya dilakukan dengan menghubungi nomor telepon pribadinya, juga tidak dapat dihubungi.
Sementara Kepala Desa Mulyo Sari, Saipudin, mengungkapkan SD Negeri 20 Way Ratai didirikan dengan swadaya masyarakat pada tahun 1996. “Pada tahun 2013 saya menjabat kepala desa depinitif. Kami sudah berusaha berulangkali mengajukan direnovasi, baik melalui musrenbang (musyawarah pembangunan) di kecamatan maupun tingkat kabupaten, tapi sampai sekarang belum ada hasilnya,” ujar Saipudin.
Untuk memenuhi kebutuhan sekolah agar tetap bertahan meski keterbatasan sarana dan prasarana, kata dia, selain dari swadaya masyarakat dan komite sekolah, pihaknya juga mengalokasikan dana dari APBDes.
Menurut Saipudin, siswa SD Negeri 20 Way Ratai banyak yang memiliki potensi besar dan tidak kalah cerdas dengan pelajaran sekolah lain. “Terbukti, salah satu siswa di sini pernah juara satu lomba matematika tingkat kabupaten,” jelasnya.
Selaku kepala desa, lanjutnya, ia berharap agar Dinas Pendidikan Kabupaten Pesawaran lebih konsentrasi memperhatikan mana sekolah-sekolah yang betul-betul memerlukan sentuhan pembangunan. “Contohnya bangunan SD Negeri 20 Way Ratai ini. Sangat perlu diperhatikan, sebab kalau bicara soal hal-hal krusial, kondisi seperti sekarang kurang krusial apalagi,” tukasnya. (YD)