KIPRAH.CO.ID– Pelaksanaan proyek pembangunan onderlagh anggaran dana desa 2019 Tiyuh Sakti Jaya, Kecamatan Batu Putih, Kabupaten Tulangbawang Barat (Tubaba), ada temuan riil yang mencurigakan terindikasi mark-up (penggelembungan) biaya?
Dugaan kurangnya pengawasan, pengerjaan yang tergesa-gesa, hingga kualitas material tidak sesuai spesifikasi, menyebabkan hasil pelaksanaan proyek jalan sepanjang 2000 meter dengan lebar 3 meter itu tidak efektif.
Hasil penelusuran yang telah dilakukan kiprah.co.id, beberapa indikasi yang mencurigakan tersebut seperti proses pada nol jalan tidak diawali penyiraman pasir, susunan batu dengan pola tidur, dan tidak adanya pondasi pada ruas kiri kanan badan jalan.
Ketua Badan Permusyawatan Tiyuh (BPT) 2020, Hari mengakui proses pelaksanaan pembangunan jalan onderlagh pada 2019 lalu tersebut tidak diawali lapisan pasir. “Saya lihat mereka mecah batu. Langsung disusun, tanpa ditaburi pasir terlebih dahulu,” kata Hari saat dikonfirmasi, Senin (27/7/2020).
Saat itu, lanjut dia, dirinya belum menjabat sebagai ketua BPT. “Sebagai masyarakat biasa. Jadinya enggak begitu peduli,” imbuhnya.
Indikasi adanya penyimpangan pada proyek onderlagh itu semakin menguat, mengingat hasil penelusuran mengarah adanya keterlibatan anak kandung Kepalo Tiyuh sebagai Tim Pelaksana Kegiatan (TPK).
Hal ini dibenarkan mantan Bendahara Tiyuh Sakti Jaya, Husmin. “Benar, Mas. Semua kegiatan di Tiyuh Sakti Jaya dikerjakan anak Pak Kepala Desa yang menjabat di pemerintahan tiyuh sebagai tim pelaksana kegiatan,” ujar mantan Bendahara Tiyuh Sakti Jaya tahun 2019 itu.
Sementara mantan Ketua BPT 2019, Basuki mengaku selama menjabat tidak pernah diikutsertakan pada setiap adanya proyek pembangunan.
“Saya saat menjabat menjadi BPT tahun 2019, tidak pernah diajak atau diikut sertakan di setiap kegiatan membangun atau ada kegiatan lainya. Intinya saya tidak di fungsikan,” cetusanya.
Sayang hingga berita ini disusun Kepalo Tiyuh Sakti Jaya, belum berhasil dimintai klarifikasi. Upaya konfirmasi yang dilakukan dengan mendatangi Balai Desa maupun kediaman pribadinya kandas, lantaran tidak dapat ditemui. Serupa saat coba dikonfirmasi melalui sambungan telepon genggamnya, meskipun dalam kondisi aktif namun tidak dijawab. (HR)