KIPRAH.CO.ID– Keresahan para alumni atas perilaku oknum dosen dan pejabat teras kampus UIN Raden Intan Lampung, yang dianggap telah mencoreng nama baik lembaga pendidikan Islam, dipastikan bakal memasuki jalur hukum.
Alumni lintas generasi yang tergabung dalam Majelis Penyelamat Universitas Islam Negeri Radin Intan Lampung (MP-UINRIL), secara resmi telah memberikan kuasa kepada Yayasan Lembaga Hukum Bela Rakyat-Advokat Bela Rakyat (YLHBR-ABR), Rabu (6/11/2019).
Ketua MP-UINRIL, Marfen Efendi mengungkapkan, berkumpulnya alumni lintas generasi berniat meluruskan kabar memalukan yang sedang membelenggu marwah Kampus UIN Raden Intan. Langkah itu, juga untuk menjawab keresahan masyarakat.
“Selaku alumni, sangat miris mendapatkan kabar tak sedap yang secara moril dampaknya ikut merugikan kami. Cibiran miring masyarakat tentang perilaku menyimpang oknum dosen serta pejabat kampus, tentu tidak boleh dibiarkan. Karena itu, kami sepenuhnya akan menempuh jalur hukum,” ujar Marfen.
Sementara penerima kuasa dari kantor hukum YLHBR-ABR, Hermawan menegaskan, pihaknya sedang mengemas surat koordinasi dengan Ditkrimsus Polda Lampung. “Tim sedang mempersiapkan segala sesuatunya. Sepertinya bukti video berikut postingan-postingan miring yang diduga milik Pembantu Rektor 1, Alamsyah,” tulis Hermawan saat dihubungi.
Menurutnya, langkah yang ditempuh para alumni lintas generasi tersebut penting, untuk mengusut kebenaran kasus yang sedang menghebohkan publik di media sosial (medsos) twitter.
“MP-UINRIL telah mengeluarkan pernyataan sikap secara resmi yakni; lepaskan UIN Raden Intan dari Islam Liberal; Copot Alamsyah dari jabatan Pembantu Rektor 1; Moh. Mukri sebagai Rektor diminta mundur dari organisasi kemasyarakatan, atau silahkan mundur dari jabatan Rektor; terakhir keterbukaan keuangan UIN Raden Intan Lampung dianggap sangat mendesak dalam rangka menciptakan perguruan tinggi yang bebas pungutan dan korupsi,” terangnya.
Sebelumnya diberitakan, belum lama isu tak sedap merundung birokrasi Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung, akibat ulah oknum dosen yang melakukan tindak asusila terhadap seorang mahasiswi bimbingannya. Kali ini kembali disorot miring, karena akun media sosial twitter Pembantu Rektor 1 Alamsyah mendadak doyan menyukai konten pornografi.
Isu keterpurukan moral di birokrasi UIN Raden Intan itu, mengundang rasa prihatin dari para alumni. Nurani mereka tergugah, lantas mempertanyakan ketegasan Rektor Moh. Mukri. “Birokrasi UIN Raden Intan mesti di evaluasi segera. Rektor harus tegas, karena ini menyangkut nama baik kampus,” ujar Hery CH Burmeli, dalam pertemuan bersama sejumlah alumni di Kantor DPW APSI Lampung, Selasa (5/11/2019).
Sementara alum lainnya, Ahmad Rusdi Umar, cukup terheran dengan sikap santai Alamsyah. Kemunculan isu miring yang menderanya, hanya disikapi melalui klarifikasi di media sosial. “Dia seolah tak bernyali menyeret perkara tersebut ke ranah hukum. Pahal telah menggerus nama baik kampus tempatnya bernaung,” kata dia.
Alumni lainnya, Saptawandra Maghfir berpendapat agar kasuistis itu diseret ke ranah hukum. Dengan harapan bisa menemui titik terang, siapa yang harus bertanggung jawab terhadap kasus kemerosotan moral di lingkungan birokrasi UIN Raden Intan.
“Benar atau tidaknya, itu yang bisa membuktikan hanya di proses hukum. Kalau dia dikloning, maka alumni harus mengawal Bapak Alamsyah melapor ke kepolisian untuk mencari oknum yang mencatut namanya dan mencoreng nama baik UIN Raden Intan. Sebaliknya jika perkara itu benar dilakukan, maka pihaknya menuntut agar mundur dari jabatan Wakil Rektor 1 Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga,” ungkapnya.
Diketahui, warganet sempat dihebohkan dengan perilaku akun twitter @Alamsyah010970 yang mendadak doyan menyukai akun pornografi. Lebih ironi, belakangan akun tersebut terindikasi tendensius membenci ulama seperti HRS dan UAS. Dalam keterangan yang viral tersebut, mencatut nama UIN dan menjelaskan profesi Alamsyah sebagai Wakil Rektor.
Setelah heboh, Alamsyah kemudian mengklarifikasi bahwa akun twitternya dikloning oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Ia juga menegaskan akun asli twitternya bernama @Alamsyah49683297, disertai tulisan permintaan maaf.
“Saya mohon maaf atas peredaraan berita tentang saya di Medsos yang tidak mengenakan. Saya nyatakan berita tersebut tidak benar, dan akun yang dipakai bukan akun asli saya. Akun twitter saya yang asli adalah yang saya posting di sini. terimakasih wassalam wr wb,” tulisnya. (*/Rep)