Pulau Tegal Mas, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung dipilih sebagai lokasi acara penyelenggaraan Program Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) dan Gerakan Bangga Berwisata Indonesia (BBWI) Lagawi Fest 2022.
Mengapa lokasi acara di pulau? Merujuk pada keterangan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) Provinsi Lampung, Elvira Umihanni setiap transaksi dalam perhelatan BBI mengarah kepada transaksi digital, sehingga pembeli tidak harus secara langsung berada di lokasi ketika acara berlangsung.
Gernas BBI merupakan program yang mengajak masyarakat Indonesia untuk bangga menggunakan produk lokal. Melalui kampanye gerakan ini, diharapkan perekonomian domestik dapat meningkat.
Sementara BBWI adalah upaya pemerintah Indonesia untuk memulihkan perekonomian, terutama di masa pandemi Covid-19 dengan mengkampanyekan gerakan Bangga Berwisata di Indonesia.
Pulau Tegal Mas dipilih oleh Kemenperin sebagai lokasi acara penyelenggaraan Gernas BBI dan Gernas BBWI Lagawi Fest 2022, selain untuk mendukung kemajuan UMKM lokal juga untuk mendukung kebangkitan sektor pariwisata domestik.
Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, mengapresiasi ide penyelenggaraan Lagawi Fest 2022 yang dilaksanakan di Pulau Tegal Mas yang merupakan salah satu destinasi wisata di Provinsi Lampung. “Idenya unik, karena selama ini acara dilakukan di darat, ” kata Luhut.
Jadi kalau mau menarik kesimpulan, mengapa Gernas BBI dan Gernas BBWI Lagawi Fest 2022 di Pulau? Pertama, mungkin karena setiap transaksi dalam perhelatan BBI mengarah kepada transaksi digital, sehingga pembeli tidak harus secara langsung berada di lokasi ketika acara berlangsung. Kedua, selain untuk mendukung kemajuan UMKM lokal juga untuk mendukung kebangkitan sektor pariwisata domestik.
Terlepas dari dua kesimpulan di atas, perhelatan Gernas BBI dan Gernas BBWI Lagawi Fest 2022 telah berlangsung pada Kamis (23/06/2022) kemarin. Pro kontra terhadap event nasional tersebut, ada baiknya menjadi “PR” bagi para pemangku kebijakan dan penyelenggara. Jangan alergi terhadap kritik. (*)