Tak Berkategori  

Lecehkan Wartawan, Peratin Padang Rindu Minta Maaf

KIPRAH.CO.ID– Khoiril Anwar, Peratin Padang Rindu, Kecamatan Pesisir Utara, Kabupaten Pesisir Barat Lampung, akhirnya mendatangi Suwandi wartawan buktipers.com untuk meminta maaf kepada seluruh wartawan yang ada di Pesisir Barat, khususnya yang tergabung dalam organisasi PWI.

Permintaan maaf Khoiril tersebut disampaikan secara langsung dengan disaksikan oleh Ketua PWI Pesisir Barat Agustiawan, Minggu (17/5/2020) malam di kediaman Suwandi, Pekon Labuhan Mandi, Kecamatan Way Krui.

“Saya mohon maaf atas kekeliruan dan kehilapan saya saat menghadapi teman-teman wartawan,” ucap Khoiril.

Sayangnya saat menyampaikan permintaan maafnya, Peratin yang sudah tiga tahun menjabat itu memaksa Suwandi untuk menerima amplop dari sang Peratin sebagai tanda perkenalan serta tidak lagi menulis atau mengangkat pemberitaan yang ada di pekon setempat.

Kelakuan aneh tersebut langsung ditolak, sebab kata Suwandi dirinya tidak paham dan tidak terbiasa dengan perilaku murahan yang ditunjukkan sang peratin. “Ini ada amplop mohon diterima, lumayan untuk membeli kerupuk,” rayu Peratin.

Diketahui, Jumat (15/5/2020), Suwandi, salah satu wartawan online menuturkan, hari itu ia bersama rekannya berkunjung ke rumah oknum Peratin Padang Rindu, untuk meminta konfirmasi realisasi BLT pekon setempat.

Oknum peratin tersebut diduga secara sengaja menghindar dan tidak mau menemui awak media. Bahkan beberapa kali dihubungi melalui telponnya, namun tetap tidak ada tanggapan.

Menyikapi hal itu Ketua PWI Pesisir Barat, Agustiawan, menyayangkan sikap dan perilaku Peratin Padang Rindu yang dinilai tidak bersahabat dengan media tersebut.

“Peratin itu adalah perpanjangan tangan pemerintah dalam menjalankan roda pemerintahan di tingkat pekon, seharusnya menjadi contoh. Jadi, mengapa harus risih dengan kedatangan wartawan selaku penyampai informasi serta sebagai kontrol sosial,” terang Agustiawan.

Lebih lanjut, Agus meminta pada dinas terkait serta aparat penegak hukum untuk mengevaluasi dan mengaudit pembangunan di Pekon Padang Rindu yang bersumber dari Dana Desa (DD).

“Selain terkesan sudah melecehkan profesi wartawan, sikap yang seolah-seolah tidak bersahabat jika ada media yang meliput pembangunan di pekonnya itu sudah menunjukan bahwa oknum Peratin Padang Rindu disinyalir tidak transparan dalam pengelolaan DD. Oleh sebab itu saya minta pada pihak-pihak terkait untuk mengevaluasi semua pembangunan yang ada di Pekon Padang Rindu. Jika ada penyimpangan yang merugikan keuangan negara, jebloskan saja Peratin tersebut ke hotel tanpa bayar,” tukas Agus. (Gus)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *