Tak Berkategori  

Makanya Jangan Bisik-bisik, Didebat Aja.!

Ada adab yang diajarkan dari kitab Bulughul Maram yaitu tidak berbisik-bisik tanpa melibatkan yang ketiga.

Perilaku bisik-bisik biasanya karena ada hal penting yang perlu dibicarakan, tanpa boleh diketahui oleh yang lainnya. Isi pesan ‘diam-diam’ yang dimaksud, bisa saja mewakili kepentingan pribadi seorang, atau malah boleh jadi menyangkut kepentingan ‘periuk’ usaha yang sama.

Bila menyangkut kepentingan pribadi, boleh jadi berkenaan dengan keperluan mendesak menyangkut ‘dapur’. Sehingga apa boleh buat, biarpun disampaikan secara berbisik-bisik, diyakini isi pesan akan dimengerti. Kepentingan pribadi itu akan bergeser menjadi tujuan bersama, seandainya justru didebat karena sedang mengalami nasib yang sama.

Terlepas dari urusan pribadi seorang atau usaha yang sama, bisik-bisik juga bisa menyangkut kepentingan ‘olahan’ bersama. Misalnya saja membicarakan semacam strategi baru, supaya bisa mengisi ‘periuk’. Bagi yang suka bisik-bisik, rahasia semacam ini patut dijaga rapat-rapat. Minimal, supaya tidak membuat gaduh rekan yang menekuni usaha di bidang yang sama.

Bisik-bisik memang memiliki keasyikan tersendiri, tak heran bila banyak yang suka melakukannya. Tapi, biarpun dibilang bisik-bisik, kebiasaan itu justru telah menjadi rahasia umum. Maksudnya, orang banyak menjadi tahu ada bisik-bisik, meski kurang tahu persis apa yang dibisikan.

Buntut bisik-bisik sepertinya juga terasa di Provinsi Lampung sejak awal Juni lalu, publik merasa yakin banyak manuver bisik-bisik pasca pergantian penguasa baru. Tapi namanya bisik-bisik, nyaris serupa dengan cercauan tidak jelas, sudah barang tentu tidak bijak untuk diyakini kebenarannya secara menyeluruh. Makanya jangan bisik-bisik, didebat saja.! (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *