KIPRAH.CO.ID– Pengelolaan dana Bumdes Indah Jaya Mamur Tiyuh Margajaya Indah, Kecamatan Pagar Dewa, Kabupaten Tulangbawang Barat (Tubaba) sebesar Rp 96 juta diduga terjadi pengondisian.
Indikasi itu diperkuat dengan upaya saling lempar keterangan antara Ketua Bumdes dan Juru Tulis Tiyuh, terkait pengelolaan dana maupun aset.
Keduanya memberi keterangan yang saling bertolak belakang, dan mengarahkan pada Kepalo Tiyuh Margajaya Indah, Sholekhan.
Juru Tulis Tiyuh Margajaya Indah, Siti Patmawati mengamini adanya penyertaan modal pemerintahan tiyuh untuk pembentukan dan pengelolaan Bumdes senilai Rp 96 juta.
Ia pun mengakui, selama empat tahun pemerintahan tiyuh menerima keuntungan dari dana bagi hasil Bumdes.
“Dana Rp 96 juta itu modal awal. Setahu saya untuk keperluan Bumdes berupa kendaraan mobil pengangkut gallon, bangunan tempat isi gallon, serta alat-alat lainya. Kalo tidak salah modal dananya saat ini sekitar Rp80 jutaan, dan itu selalu ada keuntungan berupa bagi hasil Bumdes untuk tiyuh. Targetnya Rp 5 juta di tahun 2017, 2018, dan Rp 7 juta sejak tahun 2019 serta 2020,” tuturnya.
Saat ditanya soal dana bagi hasil tahun 2019 sebesar Rp 5 juta, yang diberikan untuk bantuan kepemudaan yakni unit usaha baru jual beli beras, Siti mengarahkan agar menanyakan perkara tersebut pada Ketua Bumdes dan Kepalo Tiyuh.
“Dari tahun 2019 dana bagi hasil Bumdes itu naik Rp 7 juta. Dan itu kita serahkan pada pihak Bumdes untuk pengelolaan usaha beras, disamping usaha gallon air. Kalau tidak salah, Rp 2 juta sisanya untuk kepemudaan seinget saya. Soal status pengelolaan dana modal Bumdes, maaf itu bukan ranah saya, silahkan ke Ketua dan Kepalo Tiyuh,” ungkapnya.
Sementara Ketua Bumdes Indah Jaya Makmur, Winarsih justru menepis keterangan itu. Ia mengaku tak tahu tentang dana modal Bumdes sebesar Rp 80 juta.
Winarsih menegaskan, dirinya bersama pengelola hanya bekerja dan membuat laporan hasil kegiatan pada kepalo tiyuh.
“Nggak tahu saya, Mas. Mana berani saya ngelola dana sebesar itu. Lah wong kami ini cuma bekerja dan melaporkan hasil kegiatan pada Kepalo Tiyuh Bapak Sholekhan. Apalagi soal asset Bumdes, maaf mas beneran saya tidak tahu karena yang kami kelola ya dana senilai Rp 5 juta untuk unit usaha baru jual beli beras, dan gallon air itu nerusin yang dulu. Biar lebih jelas, tanya Pak Kepalo aja langsung,” kata Winarsih.
Sementara Kepalo Tiyuh, Sholekhan hingga berita ini dipublikasikan belum memberikan keterangan terperinci. Saat konfirmasi melalui sambungan telepon seluler Juru Tulis Tiyuh, ia menyarankan agar menemuinya di Balai Tiyuh pada Selasa (16/2/2021). “Pagi aja ke Balai Tiyuh,” singkatnya. (Heri)