KIPRAH.CO.ID– Pemilihan sosok pengurus Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Lampung 2019-2023, diprediksi bakal didominasi berasal dari kalangan anggota legislatif dan eksekutif bisa jadi merupakan akibat untuk memenuhi kriteria dari Gubernur Arinal Djunaidi, salah satunya memiliki uang.
Ketua KONI Lampung Yusuf Barusman, saat silaturahmi dengan tokoh olahraga dan calon pengurus yang segera diusulkan ke KONI Pusat, di Auditarium Kampus B UBL, Rabu (14/8/2019), mengumumkan kepengurusan organisasi baik harian maupun bidang-bidang.
Diantaranya, Yusuf Barusman sebagai Ketua Umum, Ketua Harian dipercayakan kepada Hanibal, Waketum I; Sunarto, Waketum II; Frans Nurseto, Waketum III; Agus Nompitu, Waketum IV; Haidir Ibrahim dan Waketum V; Abi Hasan Muan.
Sebelumnya, Gubernur Lampung Arinal Djunaidi saat berdiskusi dengan anggota KONI Lampung di Woodstairs, Bandar Lampung, Kamis (1/8/2019) malam, mengisyaratkan kriteria pemimpin yang dibutuhkan dalam kepengurusan diantaranya memiliki uang.
“Saya mencari pemimpin yang memiliki sifat kepemimpinan, memiliki kecerdasan, memiliki etika moral dan keteladanan, disamping tentunya memiliki uang. Itu semua ada pada diri Yusuf S. Barusman,” kata Gubernur Arinal.
Isyarat penunjukan langsung sosok Ketua Umum KONI Provinsi Lampung, yang dengan tidak sengaja diarahkan Gubernur Arinal tersebut terbukti manjur.
Diketahui, Yusuf S Barusman terpilih secara aklamasi sebagai ketua umum dalam Musprov KONI Lampung di Gedung Pusiban lingkungan Kantor Gubernur Lampung, Rabu (7/8/2019).
Pria yang juga Rektor Universitas Bandar Lampung (UBL) itu, menggantikan Ketua KONI Lampung sebelumnya M. Ridho Ficardo. Ia mengantungi 66 dari 73 suara sah.
Kriteria miliki uang yang disorongkan Gubernur Arinal, sepintas bukan masalah. Tapi jika ingin ditarik lebih jauh, saat bersama Pengurus Cabang Olahraga (Cabor) se-Provinsi Lampung di Wood Stairs Cafe, Jumat (21/6/2019) lalu, ia pernah menegaskan agar kepengurusan KONI Lampung tidak boleh dari unsur lembaga eksekutif dan legislatif. “Saat ini unsur pemerintahan tidak boleh masuk sebagai pengurus KONI,” ujarnya.
Menurut dia, pengurus KONI harus dijabat oleh orang-orang yang profesional dan memberikan keteladanan serta semangat dalam olahraga. Tidak hanya itu, Arinal juga menegaskan KONI bukan tempat mencari duit, tetapi untuk menghasilkan prestasi di bidang olahraga. “Jadi pengurus KONI itu harus diberikan kepada orang-orang yang profesional. Tugas saya hanya membantu,” tuturnya kali itu. (*)