KIPRAH.CO.ID– Program ketahanan pangan kandang, kolam, kebun dan wisata (K3-1W) dibilang gagal. Penjabat (Pj) Bupati Kabupaten Tulang Bawang Barat, Zaidirina Heri Wardoyo protes.
Menurutnya, program tersebut dalam upaya mengatasi ancaman krisis pangan dan inflasi sebagai dampak ekonomi dunia, serta menurunkan angka stunting kemiskinan.
“Saya sampaikan program K3-1W Keluarga Nenemo Mandiri Pangan, dilaksanakan oleh masyarakat tiyuh dengan memanfaatkan lahan pekarangan terlantar milik masyarakat. Pemerintah kabupaten dan pemerintah tiyuh beserta aparaturnya, memfasilitasi mendampingi, membantu pemasaran, dan melibatkan stakeholders lainnya seperti KWT, PKK, Karang Taruna, dan lainnya,” kata Zaidirina, Rabu (5/4/2023).
Ia menambahkan, program tersebut juga bertujuan untuk menurunkan angka stunting dan kemiskinan bagi masyarakat. “Tujuannya dari K3-1W ini untuk pengentasan stunting, kemiskinan ekstrim, dan pengendalian inflasi, juga menambah pendapatan masyarakat. Hasil panen untuk keperluan dapur sendiri dibagikan untuk masyarakat yang belum mampu. Ada kelebihan baru dijual. Penjualan bisa melalui pasar-pasar off line maupun penjualan online. Ke depan kita harapkan hasil panen dapat diolah kembali, baru dijual. Seperti cabe, dijadikan sambal botol. Dan tomat menjadi saus tomat,” jelas Zaidirina.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa bazar yang digelar bukan hanya untuk kalangan tertentu, tapi terbuka secara umum. “Jadi, pemda bukan dijadikan pasar, hanya sebagai salah satu bentuk sosialisasi program K3-1W, yang diadakan dihadiri masyarakat tiyuh juga, tidak hanya orang-orang pemda dan aparatur tiyuh,” tuturnya.
Program tersebut, sambung Zaidirina, baru berjalan beberapa bulan. “Kok dibilang gagal, hanya karena masih ada tiyuh dan media massa yang kebingungan, kalau bingung ya tanya. Saya tugaskan semua OPD untuk mendampingi program ini. Satu OPD membina 2 tiyuh, buktinya lebih banyak tiyuh yang berhasil menjalankan program tersebut,” tegasnya.
Untuk itu, Zaidirina mengingatkan semua pihak agar dapat ikut peran serta dalam menyukseskan program K3-1W di Tubaba. “Ayo kita semua bersinergi dan berkolaborasi untuk mensukseskan program ketahanan pangan K3-1W di Bumi Ragem Sai Mangi Wawai yang kita cintai ini. Janganlah program yang baru berjalan beberapa bulan dibilang gagal, program ini program jangka panjang, karena itu dibutuhkan peran aktif masyarakat termasuk para wartawan,” serunya.
Ke depan, kata Zaidirina, akan diadakan sosialisasi langsung guna memberi pemahaman lebih baik pada masyarakat. “Ke depan akan kita lakukan lebih banyak lagi, sosialisasi langsung ke tiyuh-tiyuh, didampingi para penyuluh,” tutupnya. (*/Heri)