Tak Berkategori  

Tertutup dan Tidak Berizin, Warga Curiga Olahan Bakso Suharti di Gedong Tataan

KIPRAH.CO.ID– Sikap tertutup pemilik dan indikasi tidak adanya izin pembuatan bakso, sempool, dan nugget di Dusun Bernung 1 Desa Bernung dan Dusun Ringin Desa Sungai Langka, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran, mengundang curiga masyarakat.

Salah satu warga Desa Bernung, menduga ada yang tidak beres dengan aktivitas di tempat itu. Sebab siapapun tidak mendapat izin untuk melihatnya.

“Kami menduga ada yang tidak beres dengan cara pengolahannya. Terus terang khawatir ada masyarakat yang terkena dampaknya,” ujar warga yang namanya enggan ditulis dalam berita ini saat ditemui, Jumat (7/8/2020).

Ia menambahkan, ketidak beresan itu misalnya bahan pengolahan, kemasan yang tidak higienis, hingga ketidak pastian label. “Kita tidak tahu bahan bakunya. Apakah layak dikonsumsi atau tidak,” kata sumber itu.

Kekhawatiran serupa diungkapkan salah satu warga Sungai Langka. Selain merasa risih dan risau, sikap tertutup pemilik menambah kecurigaan warga sekitar.

“Entah bahan olahannya dicampur borak atau pengawat, kan enggak ada yang tahu. Apalagi dengar-dengar, pemiliknya pernah terjerat hukum karena ketahuan mencampurkan borak atau pengawet,” tuturnya.

Berdasarkan pengamatan warga sekitar bahwa hasil olahan usaha tersebut banyak di kirim ke luar daerah, dan prosesnya kerap kali dilakukan pada malam hari.

Saat dikonfirmasi awak media, Suharti tidak menampik bahwa usaha yang dikelolanya belum mengantongi izin baik dari pemerintah setempat ataupun Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).

“Ya Pak, usaha memang belum ada izin karena susah dalam mengurusnya. Saya sudah mencoba ke MUI, dan disarankan ke BPOM dulu. Sedangkan syarat-syaratnya harus pisah dari rumah tempat pengolahannya walaupun kecil. Menurut pihak BPOM belum sesuai standar,” jelasnya.

Lebih lanjut, Suharti mengatakan usahanya itu masih berskala kecil, bukan perusahaan. Hanya mempekerjakan 10 karyawan. “Usaha saya bukan hanya bakso, ada hati, kepala, ceker ayam yang diambil dari Ciomas,” akunya.

Saat ditanya apakah menjadikan usaha rumahan itu sebagai siasat? Suharti tidak mengelak. “Iya, Pak,” jawabnya jujur. (YD)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *