KIPRAH.CO.ID– Tunjangan sertifikasi guru tahap empat tahun 2021 di Kabupaten Tulangbawang Barat, hanya dibayar satu bulan dari yang semestinya tiga bulan.
Sementara sisanya dua bulan, sampai sekarang belum dibayarkan, diduga mengendap di Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten Tulangbawang Barat.
“Pada tahun 2021 kemarin, yakni pencairan tahap empat, kami hanya menerima satu bulan sebesar satu kali gaji pokok sesuai golongan, dari yang seharusnya yakni tiga bulan,” kata salah satu guru berinisial EG, Minggu (13/2/2022).
Ia mengakui, terdapat kejanggalan dalam pembayaran tunjangan sertifikasi tahap empat 2021 itu. Sebab, mekanismenya dilakukan melalui dua bank berbeda yakni BNI dan BRI.
“Informasi yang kami terima, pencairan melalui rekening BNI itu khusus guru yang akan memasuki masa pensiun, dan menerima seratus persen tunjangan yakni tiga bulan. Tapi benar atau tidaknya, kami tidak tahu persis, Pak. Sedangkan untuk yang cair (menerima) satu bulan melalui rekening BRI,” ungkapnya.
Sumber itu menambahkan, dari informasi yang mereka terima, gagal bayar pada tunjangan sertifikasi guru 2021 hanya terjadi di Kabupaten Tulangbawang Barat. Sementara pada kabupaten lain di Provinsi Lampung, telah dibayarkan seratus persen.
“Terus terang kami bingung, Pak. Mengapa bisa seperti ini, sedangkan temen-temen kami di kabupaten lain telah cair seratus persen,” tuturnya.
Terpisah Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Budiman Jaya melalui Kepala Bidang Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan, Kodri membenarkan kasus tersebut.
“Ya, memang benar. Tapi kami kurang paham permasalahannya apa, oleh BKAD (Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah) dana tunjangan sertifikasi guru pada tahun 2021 pada tahap empat hanya cair satu bulan. Padahal kami sudah mengusulkan pencairan full, sebanyak tiga bulan,” kata Kodri melalui sambungan telepon selulernya, Minggu (13/2/2022).
Mengenai jumlah guru yang telah tersertifikasi di Kabupaten Tulangbawang Barat, dia tidak dapat menyebutkan dengan pasti karena alasan data di komputer. “Untuk jumlah pastinya ada di komputer, tapi hampir mendekati seribu orang guru,” ungkapnya.
Hingga berita ini dipublikasikan belum ada keterangan resmi dari BPKAD Tulangbawang Barat. Upaya konfirmasi melalui nomor ponsel pribadi Kepala BPKD, Mirzani Irawan tidak bisa dilakukan karena dalam kondisi tidak aktif. (tim)