KIPRAH.CO.ID– Adanya warga Dusun Binong, Desa Way Layap, Kecamatan Gedongtataan, yang menderita lumpuh dan terabaikan selama belasan tahun, mengisyaratkan lemahnya fungsi pengawasan pemerintah daerah dalam hal ini di bawah instansi Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pesawaran.
Lebih miris, pihak Dinkes Kabupaten Pesawaran justru mengaku tidak mengetahui adanya warga yang menderita kelumpuhan hingga belasan tahun terabaikan, alasannya karena tak ada laporan.
“Saya tidak tahu itu. Baru tahu setelah adanya berita ini. Dari bidan maupun Puskesmas tidak ada laporan, makanya saya tidak tahu. Itu saya sudah suruh petugas dari Puskes untuk turun langsung,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pesawaran, Harun saat dikonfirmasi awak media, Kamis (7/11/2019).
Terpisah, saat dimintai keterangan petugas dari Puskesmas Gedong Tataan, Vero, mengklaim pihaknya sudah melakukan monitoring kunjungan terhadap Ani (38), warga Dusun Binong, Desa Way Layap, penderita lumpuh yang sudah belasan tahun tersebut.
“Kami sudah lakukan monitor dan kunjungan terhadap Ibu Ani dengan Home Car. Memang tidak kami laporkan ke dinas karena pasien masih bisa makan,” kata dia.
Nyaris di waktu yang bersamaan, perwakilan dari Dinas Sosial Pemkab Pesawaran menghantarkan bantuan untuk Ani (38). Isinya berupa beras bulok, selimut, kain dan korned.
Sebelumnya diberitakan, Ani (38) warga Desa Way Layap, Dusun Binong, Kecamatan Gedongtataan, menderita lumpuh sudah berlangsung selama 18 tahun. Namun perhatian Pemerintah Kabupaten Pesawaran melalui instansi Dinas Kesehatan masih nihil.
Abas (65) dan Sanah (60), orang tua Ani mengungkap kelumpuhan anak mereka pasca melahirkan anak di usia 3 bulan. “Sampai sekarang sudah 18 tahun,” kata Abas saat ditemui awak media di kediamannya, Kamis (7/11/2019).
Ia menguraikan, selama ini hanya berobat melalui pengobatan alternatif dan pada tahun 2012 pernah berobat di Klinik As Syofa agar dapat kesembuhan. Namun dengan keadaan kaki mengecil dan tangan tidak bisa bergerak, maka terpaksa hanya terbaring di tempat tidur.
“Saya hidup menjanda, dan sehari-hari hanya di tempat tidur dan numpang hidup sama orang tua. Harapan saya terhadap pemerintah agar bisa memberikan bantuan,” tutur Ani.
Sementara Sanah (60), ibu dari Ani mengatakan sampai saat ini belum pernah lagi untuk berobat di tenaga medis, karena minimnya biaya. “Makan saja disuapin, Mas. dan mandi buang air kecil, besar dibopong. Maka saya berharap kepedulian Pemerintah Pesawaran,” pungkasnya. (YD)