KIPRAH.CO.ID, KAUR BENGKULU– Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kaur, Yasman AMK mengklarifikasi tudingan atas pemberitaan di salah satu media online terkait tidak tahu dana stunting 2024.
“Berita itu tidak tepat, salah persepsi, karena penyampaian tidak utuh, kurang lengkap,” kata Yasman AMK, Jum’at (31/1/2025).
“Perlu saya luruskan, stunting itu adalah program nasional dalam upaya pemerintah pusat menurunkan angka kejadian stunting. Melibatkan semua leading sektor, lintas sektoral dan lintas program pada lembaga dan institusi negara, melibatkan semua Organisasi Pemerintah Daerah (OPD), yang masing-masing OPD bertanggung jawab atas penurunan angka stunting. Jadi masalah stunting bukan saja tanggung jawab dinas kesehatan,” tegasnya.
Salah satunya di dinas kesehatan, sambung dia, yakni melalui program untuk penurunan angka stunting. Kalau ditanya berapa besaran pagu anggaran yang tertuju khusus pada stunting, memang anggaran seperti itu tidak ada yang spesifik pada angka nominal tertentu. Semisal, untuk stunting sekian jumlahnya.
Mungkin, kata Yasman AMK, yang dimaksud sebagian masyarakat dan awak media secara spesifik seperti itu. “Kalau itu yang dimaksud, memang tidak ada. Yang ada adalah upaya penurunan angka stunting melalui program pada masing-masing bidang, seperti Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas), ada seksi yang menangani masalah program gizi dan keluarga melalui Posyandu, peningkatan pengetahuan kader Posyandu dan pelatihan kader Posyandu untuk penimbangan bayi dan balita,” terangnya.
Terkait program penurunan stunting, memang ada dialokasikan anggaran. “Dan saya tahu semua itu. Saat ini, programnya telah berjalan dengan baik,” imbuhnya.
Pada Bidang Penanggulangan Pencegahan Penyakit Menular (P2P), misalnya. Dinkes melakukan upaya edukasi kepada masyarakat, sebab terjadinya stunting bukan saja disebabkan kurangnya asupan gizi, tapi bisa juga disebabkan mikroorganisme bakteri penyebab infeksi pada pengidap penyakit kronis. Hal ini tentu sangat relevansi pada upaya penurunan risiko stunting.
Pada Bidang Pelayanan Kesehatan (Yankes), lanjut Kadiskes, pihaknya melakukan upaya pelayanan kesehatan primer, tentunya ini juga sangat berpengaruh pada kualitas kesehatan masyarakat yang berdampak pada upaya pencegahan stunting.
“Jadi masyarakat harus bisa memahami, kalau dikatakan bahwa anggaran yang tertuju khusus pada satu item pencegahan stunting, dengan jumlah nominal tertentu untuk stunting, memang tidak ada. Jadi wajar kalau saya sampai tidak tahu, karena memang tidak ada,” tegas Yasman.
Jadi, lanjutnya, kalau ada persepsi masyarakat atau awak media sepertinya Dinkes mengelola anggaran yang fantastis, khusus untuk stunting, itu yang keliru. “Semua kegiatan pada bidang selalu bersentuhan untuk upaya penurunan angka stunting,” tuturnya.
Ia menjelaskan, di era digitalisasi ini semua informasi dengan mudah untuk diakses. “Kita melakukan transparansi dan keterbukaan, semua kegiatan telah kita masukkan dalam SIRUP (Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan), yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada masyarakat atas semua rencana kegiatan dinas,” papar Kadinkes.
Terpisah awak media mendapatkan klarifikasi dari Kabid Kesmas Dinkes Kaur, Noptitin Arianti sebagai bidang yang banyak bersentuhan langsung dengan penurunan angka stunting.
Menurut dia, pada bidang kesejahteraan masyarakat Dinkes Kaur fungsi Kesmas bersifat intervensi spesifik seperti penimbangan balita di Posyandu, pengontrolan ibu hamil risti (risiko tinggi), pemberian tablet tambah darah bagi remaja puteri.
Saat ditanya apakah ada anggaran khusus untuk stunting? Ia mengaku tidak ada. “Kalau itu tidak ada. Tapi seluruh kegiatan di bidang kami, semuanya berkaitan dengan upaya untuk pencegahan penurunan angka stunting,” ungkapnya. (Red/Togi)