KIPRAH.CO.ID– Dengan kerja keras dan perencanaan yang matang, tiga tahun kepemimpinan M Ridho Ficardo–Bachtiar Basri, telah membuat Provinsi Lampung mengalami kemajuan pesat dengan peningkatan hampir di segala bidang.
Sejak awal kepemimpinannya, Ridho-Bachtiar telah berkomitmen dalam penanganan infrastruktur jalan, dengan menganggarkan 50 persen dari APBD setiap tahunnya, untuk perbaikan jalan provinsi yang saat itu kurang dari 50 persen dalam kondisi baik. Dengan penanganan yang tepat, Ridho Bachtiar berhasil meningkatkan 77 persen kondisi jalan mantap pada 2017, dan akan terus ditingkatkan hingga 100 persen pada 2019.
Begitupun dengan pemeliharaan jalan secara berkala, sepanjang 869,2 kilometer jalan telah berhasil di lakukan pemeliharaan. Diantaranya, ruas Gedongtatan-Kedondong, Jalan Liwa-Suoh. Adapun pembangunan infrastruktur lainnya, meliputi pembangunan 24 jembatan. Diantaranya Jembatan Way Umbar, Tanggamus, jembatan way umbar adalah jembatan terpanjang yang pernah dibangun pemprov di daerah pelosok. Jembatan Waypaku I dan II Tanggamus, Jembatan Sekampung Pringsewu, Jembatan Waypaku, dan lainnya.
Pembangunan saluran irigasi primer sepanjang 75.064 meter, saluran irigasi sekunder sepanjang 92.650 meter, dengan persentase target irigasi dengan kondisi baik sebesar 95 persen baik sampai dengan 2018.
Kemudian, pembangunan bandara menuju bandara internasional dengan panjang landasan 3.400 meter, Bandara Taufik Kemas dengan target panjang landasan 2.500 meter. Kemudian infrastruktur desa melalui program Gerbang Desa Saburai, berhasil menurunkan jumlah desa tertinggal dari 380 menjadi 119.
Pembangunan pembangkit listrik tenaga surya mengaliri 600 sambungan keluarga, pembangunan embung, pembangunan jalan usaha tani, serta pembangunan sumur bor sebanyak 507 unit.
Di bidang pendidikan, program Bosda telah berhasil menggratiskan 6 kabupaten hanya dalam waktu 1 tahun setalah SMA/SMK dialihkan kewenangannya kepada pemerintah provinsi. Pada tahun 2017 program Bosda telah dirasakan oleh 58.796 siswa miskin, dan pada 2018 sebanyak 73.501 siswa.
Sementara itu, hibah tanah juga diberikan kepada perguruan tinggi dalam rangka pengembangan pasilitas pendidikan, diantaranya adalah, kampung Itera 280 hektar, kampus UIN 60 hektar, kampus UNILA 150 hektar.
Program lainnya di bidang pendidikan, yakni perpusatakaan daerah modern, insentif guru honor, Lampung Mengajar 120 orang, tunjangan kepala sekolah, beasiswa anak miskin petani (Polinela) sampai dengan 125 anak, beasiswa kuliah Politeknik Negeri Lampung mencapai 369 orang. Rinciannya, 2016 sebanyak 119 orang, 2017 total 125 orang, 2018 menyentuh 125 orang. Berikutnya bantuan akreditasi sekolah, dan bantuan pembangunan asrama pesantren.
Selain infrastruktur dan pendidikan, berikut adalah program-program pembangunan yang telah berhasil dilaksanakan dalam kurun waktu tiga tahun kepemimpinan Muhammad Ridho Ficardo dan Bachtiar Basri.
Bidang kesehatan, pemberian makanan tambahan kepada balita dan ibu hamil, penyediaan obat-obatan buffer stock, bantuan peralatan posyandu, provinsi dan kabupaten kota wajib BPJS kesehatan, insentif perawat dan bidan, mobile clinic untuk wilayah terpencil dan warga miskin, pembangunan RS baru untuk warga miskin, peningkatan kelas RSUD Abdul Moeloek menjadi Tipe A, pembangunan rehabilitasi narkoba.
Bidang pelayanan publik, perijinan satu pintu secara online, Samsat Link , Samsat ATM, integrated Samsat. E-government, e-planning, e-budgeting, e-monev, e-performance, Penanganan PMKS (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial) melalui panti sosial, penyediaan rumah singgah dan ambulan di RSCM Jakarta.
Moda transportasi terintegrasi dengan kawasan pariwisata, menyediakan ruang terbuka publik (Taman Gajah, PKOR), bidang daerah pesisir, perda zonasi wilayah pesisir, gerbang pelana (gerakan membangun pesisir berdaya guna), bersih pantai, penanaman mangrove dan terumbu karang.
Pembinaan masyarakat pesisir, koperasi wisata dan kelompok sadar wisata, pelatihan masyarakat pesisir sadar bencana. Bidang pembangunan mental dan spiritual, wisata rohani semua agama, bantuan rumah ibadah semua agama, bantuan insentif kepada pemuka semua agama, bantuan insentif guru ngaji dan penghapal quran.
Bantuan insentif guru sekolah minggu dan guru pasraman, dukungan perayaan hari besar keagamaan, pembangunan asrama pesantren, hibah tanah rumah peribadatan, bidang ketersediaan air bersih.
Program selanjutnya, sumur bor mencapai 507 unit. Sistem penyediaan air minum regional Bandar Lampung dan sekitarnya (dalam proses), penghargaan penanganan konflik sosial provinsi terbaik 3 tahun berturut, konseling dan pendampingan KDRT, korban kekerasan perempuan dan anak.
Bidang politik keuangan, efektifitas belanja daerah dalam menyelesaikan masalah pembangunan, memperhatikan aspirasi berbagai stakeholder dalam penganggaran APBD, e-planning, e-budgeting, e-procurement, e-monev.
Pelaporan keuangan, mendapat opini WTP 3 tahun berturut. Keterbukaan informasi publik dalam pengelolaan keuangan daerah. Bidang sumber daya manusia (SDM), Lampung kompeten, penempatan ASN sesuai dengan kompetensi, diklat ASN, peningkatan kesejahteraan pegawai.
Koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah, hasilnya penanganan jalan tol, pengembangan bandara, pembangunan bandara pekon sarai, pengembangan jalur kereta api, pembangunan bendungan, pelabuhan penyebrangan eksekutif bakauheni, pembangunan kampus Itera.
Kawasan industri, kawasan industri pertahanan strategis, kawasan ekonomi khusus pariwisata (teluk nipah), pelimpahan kawasan kota baru, pembangunan observatorium (teropong bintang), pengembangan energi listrik (PLTA, PLTMH, PLTS), metropolitan Bandar Lampung, bantuan bis air (50 seat) oleh Kementerian Perhubungan untuk masyarakat pesisir.
Dengan berbagai pembangunan yang dilaksanakan oleh Ridho-Bachtiar, selama tiga tahun terakhir, Provinsi Lampung mengalami lompatan pembangunan yang pesat. Pertumbuhan ekonomi Provinsi Lampung tiga tahun terakhir, selalu diatas rata-rata nasional dan Sumatera. Tahun 2017 sebesar 5,17 persen dan menempati urutan ke-3 tertinggi di Sumatera.
Begitupun dengan daya saing yang melompat dari rangking 25 tahun 2015 menjadi rangking 11 nasional pada tahun 2018. Yakni mengalami kenaikan sebanyak 14 peringkat. Kemudian peningkatan Indek Pembangunan Manusia (IPM) dari tahun 2014 hingga tahun 2016, IPM Lampung terus mengalami tren peningkatan.
Tercatat tahun 2014 sebesar 66,42 dan tahun 2016 menjadi 67,65 meningkat 2.23 poin. Upaya tersebut menunjukkan upaya yang dilakukan Provinsi Lampung terhadap peningkatan IPM telah menunjukkan progress yang positif.
Disisi lain, persentase penduduk miskin Lampung mengalami penurunan cukup signifikan sebesar 1,17 persen dari September 2014 (14,21 persen) sampai dengan September 2017 (13,04 persen), turun 1 peringkat menjadi nomor 4 terendah di Sumatera dan peringkat 11 nasional. Serta jarak persentase kemiskinan Provinsi Lampung dengan nasional (10,12 persen) semakin menyempit.
Dengan berbagai capaian tersebut, kenaikan pendapatan per kapita Provinsi Lampung, selalu menunjukkan tren peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2017 melompat hampir 2 kali lipat dibandingkan tahun 2013, dan tercatat sebagai provinsi dengan pertumbuhan PDRB Per kapita tertinggi di wilayah Sumatera tahun 2014-2016 yaitu 9,17 persen.
Suatu prestasi yang patut dibanggakan, dimana saat pertumbuhan PDRB tinggi, namun tingkat inflasi tetap rendah. Pada tahun 2017 inflasi Lampung sebesar 3,02 persen di bawah Sumatera (3,31 persen) dan selalu di bawah nasional.
Begitupun dengan gini ration, Provinsi Lampung saat ini cukup baik dengan gini ration sebesar 0,333 jauh lebih rendah dibandingkan gini ratio nasional sebesar 0,391. Sinergi Pemprov Lampung yang kuat dengan pemerintah pusat pada pengembangan Bandara Radin Inten II, berhasil meningkatkan konektivitas. Bandara Radin Inten II yang sekarang jauh berubah lebih modern dibanding tahun dua tahun sebelumnya dan menuju bandara internasional dengan menelan anggaran APBD Pempov Lampung lebih dari Rp 400 miliar. Selain itu sinergi yang kuat juga terlaksana pada proyek strategis nasional Jalan Tol Trans Sumatra.
Di bidang investasi, peningkatan investasi cukup signifikan dari tahun 2014-2016 sebesar Rp 71,02 triliun menjadi sekitar Rp 86,13 triliun atau mengalami peningkatan sebesar 21,29 persen. Capaian hingga triwulan ke tiga tahun 2017 sebesar Rp 70,03 triliun.
Kemudian, selama tahun 2014-2017 neraca perdagangan Provinsi Lampung selalu mengalami surplus, tahun 2014 surplus sebesar 455,32 juta US$ dan hingga bulan November 2017 neraca perdagangan surplus sebesar 1092,01 Juta US$.
Capaian juga diraih untuk nilai tukar petani Lampung, dimana pada tahun 2017 NTP Provinsi Lampung merupakan yang tertinggi di wilayah Sumatera, yakni sebesar 107,35. Tidak hanya NTP, pada periode 2014-2017 tingkat pengangguran terbuka Provinsi Lampung selalu di bawah nasional dan pada tahun 2017 TPT Lampung sebesar 4,33 terendah ke-4 se-Wilayah Sumatera. (*/rep)