Kurangi Bergaya Perbanyak Berkarya

Oleh: RECI PURWANA

“Quote” seperti judul di atas sepertinya tidak asing dibaca. Tetapi apakah kemudian maknanya sudah kita terima dengan lapang dada? Tentu jawabannya belum sepenuhnya.

Karena di kehidupan nyata, manusia acapkali lebih menghargai sosok yang memiliki gaya nyentrik ala orang kaya, ketimbang pencetus karya. Tengok orang kaya! Bicara salah saja, banyak mengangguk percaya. Coba yang biasa-biasa saja, salah sedikit dibilang dasar tidak berguna.

Tetapi apa mau dikata, dunia memang panggung sandiwara. Asal jangan sampai lupa, pemilik skenarionya tidak buta. Alam semesta punya cara membalas segala perbuatan yang dilakukan penghuninya.

Gaya ala orang kaya mungkin banyak menuai pujian dari orang “buta”, tapi karya menjadi bukti nyata siapa sosok yang pantas disanjung pencipta-Nya. Sebab semakin banyak diambil dari dunia, maka pertanggungjawaban juga mesti dipenuhinya.

Adanya kehidupan, mutlak pula akan kematian. Gaya hanya sebatas hasrat di dunia, karya bakal dikenang sepanjang masa. Karena itu, “quote” kurangi bergaya perbanyak berkarya, kiranya dapat menancap ke sanubari kita sekaligus mengetuk nurani supaya tidak salah dalam mengarungi dunia sementara.

Panjang cerita seringkali terselip dusta, banyak gaya perlu modal untuk melakukannya. Hidup sesuai realita memang kadang perih dirasa, ini karya tulis meskipun tidak seberapa namun mudah-mudahan ada manfaatnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *