KIPRAHRAKYAT.COM– Pemerintah Provinsi (Pempov) Lampung bersama BUMD PT. Lampung Jasa Utama (LJU), akan menjadikan Pelabuhan Panjang sebagai Tanjung Priok Kedua dan Pelabuhan Sebalang sebagai sayapnya, untuk menjadikan Lampung sebagai primadona seluruh akses lalu lintas laut Pulau Sumatera. Hal ini terungkap dalam Rapat Pengembangan Pelabuhan Sebalang di Ruang Rapat Bappeda Provinsi Lampung, Jumat (20/4/2018).
“Ketika semua akses tol dari Bakauheni hingga Aceh selesai. Seluruhnya akan memanfaatkan infrastruktur itu, maka harus ada pengembangan di sisi pelabuhan. Lampung akan menjadi primadona seluruh akses Sumatera. Jadi kita melihat potensi jauh lebih besar dari Pelabuhan Sebalang. Pelabuhan ini merupakan salah satu sayap dari pengembangan Pelabuhan Panjang,” ujar Direktur Utama PT. LJU, Andi Jauhari Yusuf dalam rapat tersebut.
Menurut Andi Jauhari, Pelabuhan Sebalang masuk ke dalam pintu Tol Lematang. Hal ini akan berdampak pada akses mengenai Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Seluruh cargo yang ada di Pelabuhan Jakarta, akan didorong mengoptimalkan Tol Laut dari Jakarta ke Pelabuhan Panjang. “Ketika itu terjadi, maka seluruh aset Pelindo yang ada di Pelabuhan Panjang sangat tidak cukup untuk menampung cargo yang ada,” ungkapnya.
Untuk itu, sambung dia, akan direncanakan lahan untuk menopang cargo yang masuk. Di Pelabuhan Sebalang sendiri, Pemprov Lampung memiliki lahan seluas 26 hektare. Lahan ini menjadi modal pengembangan pelabuhan itu.
Menurut Plt. Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekda Provinsi Lampung, Taufik Hidayat, Lampung akan mengambil manfaat dari lahan tersebut. “Di Sebalang kita mempunyai lahan. Harus bisa mengambil keuntungan dan juga manfaat dari itu semua. Karena itu perlu menggandeng BUMD Provinsi Lampung yakni PT. LJU, untuk memanfaatkan keadaan pengembangan ini. Sehingga bisa menjadi tangan Pemprov Lampung untuk berbisnis memanfaatkan pengembangan di Pelabuhan Sebalang,” ujar Taufik.
Pengembangan yang akan dilakukan, sambung Taufik, diantaranya membangun fasilitas kontainer, pergudangan, dan sebagainya. “Berkaitan dengan itu, kita juga perlu membangun infrastruktur penunjang terutama akses jalan masuk,” jelasnya.
Ia menjelaskan pembangunan di Pelabuhan Sebalang, menurut pihak Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP), sudah dilakukan sejak tahun 2013. “Pelabuhan Sebalang yang merupakan milik dari Kementerian Perhubungan. Ini diperuntukan untuk lokasi Pelabuhan Pelayaran Rakyat,” ujarnya.
Taufik mengatakan, pengembangan kawasan Pelabuhan Sebalang akan berdampak bagi perekonomian Lampung. Selain itu, akan memiliki efek pertumbuhan karena potensi Pelabuhan Panjang akan menjadi Tanjung Priok kedua.
“Pemprov Lampung sudah bekerjasama dalam bentuk MoU dengan PT. Pelindo II yang berlangsung di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta Utara pada Januari 2018 lalu, dalam rangka pengembangan Pelabuhan Panjang yang akan menjadi Tanjung Priok kedua. Dengan demikian, maka nanti diperkirakan akan berdampak juga terhadap pengembangan kawasan di sekitarnya diantaranya Pelabuhan Sebalang,” tuturnya. (*)