KIPRAH.CO.ID– Pernyataan juru bicara Rektor Universitas Lampung (Unila), Nanang Trenggono yang melarang dosen untuk bicara dan berpendapat kepada publik, menuai reaksi keras dari Koalisi Rakyat Lampung untuk Pemilu Bersih (KRLUPB).
“Silahkan saja Unila atau kampus lainnya menikmati fasilitas yang diberikan Gubernur Arinal, tapi itu tidak lantas serta merta membungkam suara dan pendapat kritis atas kebijakan pemerintah?” demikian tertulis dalam broadcast atas nama Ketua dan Sekretaris KRLUPB, Rakhmat Husein DC-Aryanto Yusuf, seperti dilihat awak media ini dalam salah satu grup WhatsApp, Selasa (10/3/2020).
Berikut isi lengkap broadcast yang tersebar di grup WhatsApp itu;
*Pak Nanang Trenggono, ini ada pesan Ustadz Abdul Somad dalam ceramahnya yang banyak di youtube. ….”Saat kita menggenggam kekuasaan: bantu perjuangkan agama Allah, bantu rakyat!”*
Stattemen Pak Nanang Trenggono mengatasnamakan juru bicara Rektor Unila yang melarang Dosen Unila untuk bicara dan berpendapat kepada publik dan hanya dosen dengan kualifikasi tertentu yang boleh bicara ke publik membuktikan bahwa Nanang Trenggono sebagai mantan ketua KPU Lampung maupun sebagai akademisi merupakan sosok yang anti demokrasi dan mengingkari amanat UUD 1945, di mana siapapun warga negara Indonesia sejatinya bebas berpendapat untuk menyuarakan kebenaran kepada publik.
Kini publik balik bertanya ke Pak Nanang dan juga Rektor Unila mengapa harus melarang dosen dan mahasiswa untuk menyuarakan kebenaran? Apakah Rektor, akademisi, dan kampus saat ini sudah di bawah tekanan kekuasaan sehingga akademisi atau mahasiswa yang hendak berpendapat harus dengan kualifikasi keahlian tertentu?
Silahkan saja Unila atau kampus lainnya menikmati fasilitas yang di berikan Gubernur Arinal tapi itu tidak lantas serta merta membungkam suara dan pendapat kritis atas kebijakan pemerintah?
*Justru hikmah dibalik banyaknya akademisi yang kritis tersebut adalah sesungguhnya banyak orang yang sayang terhadap Babang Arinal. Maka para akademisi mengingatkan babang Arinal agar tidak tersesat dan masuk dalam jurang.
*Hmm…atau jangan jangan Rektor Unila dan Pak Nanang sengaja menggiring Babang Arinal untuk terporosok jatuh karena babang Arinal asyik dalam kekeliruan dan tidak ada yang boleh mengingatkan?*
Saran saya, dari kegaduhan di jagad sosmed hari ini harusnya Nanang dengan rasa malu kepada publik maka pak Nanang mundur saja dari jabatan juru bicara Rektor dan focus saja mengajar mahasiswa dan belajar kembali soal kebebasan berpendapat dan berdemokrasi.
Selain itu, meskipun bulan lalu Gubernur Arinal berstattment akan melibatkan Unila dalam kepemimpinannya harusnya hal tersebut tidak mengurangi Rektor atau akademisi Unila untuk tetap keras bersuara dan berpendapat demi mewujudkan Lampung Berjaya. Bukan malah Rektor bersembunyi dari publik di belakang juru bicara.
Salam…
Koalisi Rakyat Lampung untuk Pemilu Bersih (KRLUPB)
— Rakhmat Husein DC (Ketua)
— Aryanto Yusuf (Sekretaris)