Bandarlampung (KR): Kabupaten Lampung Tengah dan Lampung Timur, menempati urutan tertinggi penderita stunting dan penduduk miskin. Kasuistis ini diprediksi penyebab utama menurunnya indeks kebahagiaan di Provinsi Lampung sebagaimana data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) baru-baru ini.
Berdasarkan data Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemenko PMK RI) tahun 2016 yang dirilis pada 2017, jumlah penderita stunting di Kabupaten Lampung Tengah mencapai 59.838 jiwa, dan penduduk miskin menyentuh 165.670 jiwa.
Sementara Kabupaten Lampung Timur dengan jumlah warga miskin sebanyak 172.610 jiwa, jumlah balita penderita stunting 40.790 jiwa. “Stunting akan memperlambat berat dan tinggi badan serta menurunkan daya pikir. Jika ini berkelanjutan, maka akan berdampak pada peningkatan pengangguran dan kemiskinan,” kata Kasi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, Asih Hendrastuti, Minggu (11/2/2018).
Asih menambahkan, stunting atau pendek merupakan gambaran gangguan gizi kronis dimana akan banyak menimbulkan masalah kesehatan dimasa yang akan datang. Seperti rendahnya kecerdasan, resiko mengalami penyakit tidak menular (diabetes melitus, hipertensi, penyakit jantung dan stroke).
Adapun faktor yang menyebabkan stunting, yaitu faktor lingkungan, pelayanan kesehatan, prilaku, kesehatan reproduksi, Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM), status ekonomi, dan status pendidikan. (rep)