Dana Desa Lahan Empuk Oknum Peratin Korup

Oleh: Agustiawan

PESISIR BARAT- Selain untuk mendukung pembangunan desa, seperti program ketahanan pangan, hewani, pencegahan dan penurunan stunting, serta program sektor prioritas desa.

Dana desa dapat digunakan membiayai kegiatan promosi, protokoler atau pemberian kepada masyarakat yang berprestasi, kegiatan olahraga, sosial, seni dan budaya, keagamaan, penguatan rasa kebangsaan dan kesatuan, dan pemberian apreasiasi kepada orang dan/atau masyarakat yang membantu tugas Pemerintah Desa.

Sayangnya, dana desa terkadang hanya dimanfaatkan oknum peratin (Kepala Desa) untuk memperkaya diri, meski dana desa digelontorkan nilainya cukup fantastis, (ratusan juta bahkan milyaran rupiah per pekon), desa tempat peratin mengabdi masih seperti yang dulu (tidak berkembang).

Tidaklah mengherankan jika saat ini ada warga yang sangat ingin menjadi peratin. Tujuannya, jelas tak lain dan tak bukan untuk mengutak-atik dana desa guna menjadi orang kaya di desanya.

Adapun modus yang digunakan beragam, diantaranya icak-icak membuka badan jalan dengan menggunakan alat berat meski tak bermanfaat, dan memalsukan tanda tangan aparat.

Dari modus ini, sang oknum peratin dipastikan mendapat untung guna menumpuk kekayaan. Makanya jangan heran, meski belum habis masa jabatannya, oknum peratin yang berperangai buruk (berjiwa korup) dipastikan akan kembali mencalonkan diri guna melanjutkan jabatannya di periode kedua.

Pertanyaannya adalah, mengapa ada oknum peratin yang belum habis masa jabatan di periode pertama, “keukeuh” ingin mencalonkan diri lagi. Jawabannya, mungkin ingin kembali menggarong uang negara dan mendapatkan label orang kaya baru (OKB).

Lalu, apakah perilaku oknum peratin korup itu tak terendus oleh aparat penegak hukum, entahlah, hanya mereka yang tahu. Yang jelas dana desa sepertinya telah dijadikan lahan empuk oknum peratin untuk menjadi OKB, leluasa membeli ini dan itu. (*)

Jurnalis Tinggal di Gunung Kemala Timur, Krui.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.