“Ngejalang Kubokh” Tradisi Yang Terjaga

Oleh: Agustiawan

Salah satu tradisi masyarakat Krui, Kabupaten Pesisir Barat di Hari Raya Idul Fitri yang hingga kini masih terjaga adalah “Ngejalang Kubokh” atau doa bersama.

Seperti di pekon Gunung Kemala, Kecamatan Way Krui, tepatnya Jumat 12 April 2024, tiga hari Syawal 1445 H, (Hari Ketiga Idul Fitri) warganya menggelar “Ngejalang Kubokh” di pemakaman umum Tambak Balak (Kuburan Pusaka).

Selepas subuh, ratusan penduduk setempat berduyun-duyun secara sukarela mengantar aneka kue, nasi beserta lauk-pauknya.

Aneka kue, nasi, dan lauk-pauk khas Krui itu di tempatkan dalam nampan besar yang terbuat dari tembaga. Orang Krui menyebutnya “Pahakh”.

Selain warga Gunung Kemala, Labuhan Mandi dan Gunung Kemala Timur, peserta doa bersama juga berasal dari pekon tetangga.Tujuan doa bersama, tak lain untuk mendoakan nenek moyang, kakek, orang tua, saudara, atau kerabat yang telah meninggal dunia agar diterangkan dan dilapangkan kuburnya, diampuni segala dosanya serta dimasukkan ke dalam surganya Allah yang maha segala-galanya.

Dan bagi masyarakat Krui, khususnya warga Gunung Kemala, Labuhan Mandi, dan pekon Gunung Kemala Timur, “Ngejalang Kubokh” adalah salah satu acara yang paling dinanti di hari raya Idul Fitri. “Ngejalang Kubokh” juga merupakan ajang silaturahmi, bertegur sapa satu dengan yang lain.

Akhirnya, mari kita jaga dan lestarikan “Ngejalang Kubokh”. Hidup dikandung adat, mati dikandung tanah. (Selama hidup harus taat pada adat dan kebiasaan dalam masyarakat).

Penulis adalah Ketua PWI Kabupaten Pesisir Barat, tinggal di Gunung Kemala Timur, Kecamatan Way Krui.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.